Jumat, 02 November 2012

Sinopsis Novel Siti Nurbaya


Sinopsis Novel Siti Nurbaya
Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu.
Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.
Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, took-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.
Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman.
Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun dating menagih janji.
Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.
Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putrid tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.
Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan.
Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.
Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa maluatas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.
Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.
Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.
Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia.
Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih.
Dalam pertempuran me;awan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.
Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.

Cerita Hikayat Kancil dan Kura-kura Serta Bahasa Inggrisnya


Kancil dan Kura-kura
Cerita rakyat dari Kalimantan Barat. Kancil dan kura-kura telah lama ramah. Pada Suatu hari mereka pergi memancing danau disebuah. Lihat mereka dengan rusa. Rusa ingin berpartisipasi. Kemudian mereka pergi ke semua tiga. Disebuah bukit sampai mereka bertemu rusa. Rusa juga ingin berpartisipasi. Rusa segera bergabung dalam kelompok. Dalam perjalanan, disebuah lembah melihat mereka Anda dengan babi hutan. Babi Hutan menanyakan apakah ia harus berpartisipasi. "Tentu saja, itu ide yang baik, bukan hanya empat lebih baik lima," jawab kura-kura. Sesampainya di bukit berikutnya, mereka melihat Anda dengan beruang. Kemudian enam dari mereka melanjutkan perjalanan. Kemudian mereka bertemu dengan badak. "Bagaimana jika aku pergi," tanya badak. "Kenapa tidak?", Menjawab semua. Bahkan kemudian bergabung juga banteng.

Lain kali kelompok bertemu dengan kerbau rusa yang akhirnya berpartisipasi. Demikian pula, ketika mereka bertemu dengan seekor gajah. Dengan demikian, sepuluh dari mereka berbaris beriringan mengikuti rusa dan akhirnya mereka sampai ke danau tujuan. Apa jumlah ikan yang berhasil ditangkap. Kemudian disalai dengan smoing dengan api sampai kering ikan. Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan ketika orang lain akan memancing. Tiba-tiba seekor harimau mendekat.

Tak lama kemudian beruang dan harimau yang terlibat dalam perkelahian seru. Beruang runtuh dan ikan dimakan harimau. Masing-masing mereka kemudian ditugaskan gajah, kerbau, badak, kerbau, babi hutan, rusa dan kijang, semua dari mereka menyerah. Sekarang tinggal kura-kura dan rusa yang tidak mempengaruhi ikan menunggu giliran mereka. Kura-kura dianggap tidak berdaya melawan harimau, diputuskan bahwa akan tetap rusa. Sebelum teman-temannya pergi memancing, meminta mereka untuk mengumpulkan rotan sebanyak mungkin. Kemudian masing-masing dipotong sekitar satu hasta.

Segera rusa muncul kembali sibuk membuat gelang gelang, gelang tubuh, gelang lutut dan leher. Sebentar-sebentar rusa melihat ke langit seolah-olah seseorang melihat. Heran harimau, kemudian perlahan-lahan mendekati rusa. Kancil berpura-pura tidak peduli tentang harimau. Tiger bertanya, "Mengapa gelang rotan bertumpuk-tumpuk itu?". Jawaban rusa, "Siapa yang mengenakan gelang akan dapat melihat apa yang terjadi di lagit". Lalu ia mendongak dengan seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas. Sunrise harimau keinginan untuk dapat juga melihat apa yang terjadi di langit. Apa kancil gembira mendengar harimau permintaan. Ditanyakan harimau duduk di tangan dan kaki terlipat tanah. Kemudian dilingkarinya kedua tangan, kedua kaki, dan leher harimau dengan rotan gelang sebanyak mungkin sehingga harimau tidak bisa bergerak lagi. Sekali sudah cukup, kelompok bermaksud pulang rusa kembali, tetapi mereka berpendapat pada setiap bagian.

Mereka berpendapat, yang akan mendapatkan bagian besar terlalu besar. Kancil tidak benar-benar setuju dengan usulan tersebut. Lalu dia mencari akal. Melompat rusa tiba-tiba dan tidak memberikan tanda-tanda marabahaya. Semuanya takut dan tergesa-gesa melarikan diri. Ada ditanduk jatuh, ada yang terjun ke dalam lubang dan ada pula yang tertangkap akar. Salaipun mereka meninggalkan semua. Hanya rusa dan kura-kura yang tidak berjalan. Bersama-sama mereka di rumah dan berjalan nyanyian, membawa paket dimuat.

====================================================================
"Berkat kecerdasan tinggi, yang lemah menjadi kuat dan tertindas menjadi pemenang".




Mouse Deer and Tortoise
Folktale from West Kalimantan. Mouse deer and the tortoise has long been friendly. On One day they went fishing lake disebuah. See your them with a deer. Deer want to participate. Then they went to all three. Disebuah hill until they met a a deer. Deer also want to participate. Deer soon joined in the group. On the way, disebuah valley see your them with a wild pig. Pig Forest asks you whether he should participate. "Of course, it's a good idea, rather than just the four of more either five, "answered the tortoise. Arriving at the next hill, they see your with a bear. Then the six of them continue the journey. Then they met with a rhinoceros. "What if I go," asked rhinoceros. "Why not?", Answered all. Even then join also a bull.

The next time the group met with a deer buffalo that finally participated. Similarly, when they met with an elephant. Thus, ten of them marching hand in hand follow the deer and finally they get to the lake the destination. What a number of fish that successfully was arrested. Fish then disalai with smoing with a flame until dry. The next day, the bear in charge of keeping the fish when the others were going fishing. Suddenly a tiger came closer.

Shortly then the bear and tiger involved in the exciting fights. Bear collapsed and the fish eaten tiger. Respectively they are then assigned an elephant, buffalo, rhino, buffalo, wild boar, deer and antelope, all of them give up. Now living turtles and deer that has not affected the fish wait their turn. The tortoise is considered unlikely powerless against tiger, it was decided that would keep the deer. Prior to his friends go fishing, asked them to collect rattan as much as possible. Then each cut about one cubit.

Soon the deer appear 're busy making anklets, bracelets body, bracelet knee and neck bracelets. Intermittently deer looked into the sky as if someone was noticed. Tiger's astonishment, then slowly approached the deer. Mouse Deer pretended do not care about tigers. Tiger asked, "Why rattan bracelets reams of it? ". Answer deer," Who wear these bracelets will be able to see what is happening in lagit ". Then he looked up with a as if she were enjoying the view above. Sunrise tiger desire to be able to also see what that occurred in the sky. What a clever individual elated to hear the request tiger. Asked the tiger sitting on the ground folded hands and feet. Then dilingkarinya both hands, both legs and neck tiger with bracelets rattan as much as possible so that tigers can not be moving again. Once is enough, the group intends deer back home, but they argue on each section.

They argue, who will get a big part too large. Mouse Deer did not actually agree with the proposal. Then he was looking reasonable. Sudden jump deer and gave no sign of distress. Everything frightened and scampered to escape. There is a headlong fall, there who plunged into the hole and some are caught the roots. Salaipun they leave behind all. Only deer and turtles that do not run. Together they home and walk chanting, carrying package is loaded.

====================================================================
"Thanks to high intelligence, the weak become strong and the oppressed to be the winner ".

Cerita Dongeng Jaka Tarub


JAKA TARUB
Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu maupun menimba ilmu. Ketika suatu hari di malam bulan purnama ia memasuki hutan, dari kejauhan ia mendengar sayup-sayup suara wanita yang sedang bercanda. Terdorong oleh rasa penasaran,
Jaka Tarub berjalan mencari arah menuju suara-suara itu. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah danau yang sangat indah di tengah hutan, beserta 7 orang wanita yang sangat cantik sedang mandi dan bercanda ria. Dengan mengendap- ngendap, Jaka Tarub berjalan mendekat. Kemudian ia menemukan pakaian wanita-wanita tersebut yang tergeletak berserakan. Setelah memilih, ia mencuri salah satunya dan menyembunyikannya. Beberapa saat pun berlalu dan para bidadari sudah hendak kembali ke khayangan. 6 dari mereka memakai pakaian dan kain mereka, lalu terbang ke langit malam. Barulah Jaka Tarub mengerti kalau wanita-wanita itu adalah para bidadari khayangan.
Namun seorang bidadari tertinggal di danau. Karena kehilangan pakaiannya ia tidak bisa kembali ke langit dan kemudian menangis tersedu-sedu. “Bila ada yang menemukan pakaian dan kainku, bila laki-laki akan kujadikan suami dan bila perempuan akan kujadikan saudara,” sumpah sang bidadari. Jaka Tarub kemudian menampakkan dirinya dan menghibur sang bidadari. Ia memberikan selembar kain untuk dipakai bidadari itu, namun tetap menyembunyikan pakaiannya supaya ia tak bisa terbang ke khayangan meninggalkannya. Sang bidadari kemudian memenuhi sumpahnya dan menikah dengan Jaka Tarub. (Ada versi lain dimana Nawang Wulan tidak perlu bersumpah seperti itu.
Ketika Nawang Wulan menangis di danau, Jaka Tarub langsung muncul dan menghiburnya, lalu ia menawarkan tempat tinggal untuk Nawang Wulan sampai kemudian akhirnya mereka menikah) Nawang Wulan nama bidadari itu, sejak menikah dengannya Jaka Tarub hidup berkecukupan. Panennya melimpah dan lumbung selalu dipenuhi oleh padi tanpa pernah berkekurangan. Pakaian Nawang Wulan disembunyikan Jaka Tarub di dalam lumbung yang selalu penuh. Mereka pun dikaruniai seorang anak (bisa anak laki-laki atau anak perempuan, tergantung versi ceritanya) dan hidup berbahagia.
Namun setelah beberapa lama hidup berumah tangga, terusiklah rasa ingin tahu Jaka Tarub. Setiap hari ia dan keluarganya selalu makan nasi, namun lumbung selalu tidak pernah berkurang seolah tak ada padi yang dipakai untuk mereka makan. Suatu hari Nawang Wulan hendak pergi ke sungai. Ia berpesan pada suaminya supaya menjaga api tungku di dapur, namun melarangnya untuk membuka tutup periuk (pada versi lain, Nawang Wulan bahkan melarang Jaka Tarub untuk masuk ke dapur). Jaka Tarub melakukan pesan istrinya, namun rasa penasaran yang sudah dipendamnya sejak lama akhirnya membuatnya melanggar larangan yang sudah dipesankan. Dibukanya tutup periuk dan di dalamnya ternyata hanya ada satu butir beras. Rupanya selama ini Nawang Wulan hanya membutuhkan sebutir beras untuk memenuhi kebutuhan nasi mereka sekeluarga dalam sehari.
Ketika Nawang Wulan pulang dan membuka tutup periuk, hanya ada sebutir beras di dalamnya. Marahlah Nawang Wulan karena suaminya telah melanggar larangannya, dan ia pun menjadi sedih karena sejak saat itu ia harus memasak nasi seperti manusia biasa. Ia harus bersusah payah menumbuk padi banyak- banyak menjadi beras sebelum kemudian menanaknya menjadi nasi. Akibatnya karena dipakai terus menerus, lama kelamaan persediaan padi di lumbung Jaka Tarub semakin menyusut. Pelan tapi pasti, padi mereka semakin habis, sementara musim panen masih belum tiba.
Ketika suatu hari Nawang Wulan kembali mengambil padi untuk ditumbuk, dilihatnya seonggok kain yang tersembul di balik tumpukan padi. Ketika ditarik dan diperhatikan, teringatlah Nawang Wulan kalau itu adalah pakaian bidadarinya. “Rupanya selama ini Jaka Tarub yang menyembunyikan pakaianku.
Dan karena isi lumbung terus berkurang pada akhirnya aku bisa menemukannya kembali. Ini pasti sudah menjadi kehendak Yang Di Atas,” pikirnya. Nawang Wulan kemudian mengenakan pakaian bidadarinya dan mengambil kainnya. Ia lalu menemui Jaka Tarub untuk berpamitan dan memintanya merawat anak mereka baik-baik.
Jaka Tarub memohon dengan sangat agar istrinya tidak meninggalkannya, namun sudah takdir Nawang Wulan untuk kembali ke khayangan dan berpisah dengannya. “Kenanglah aku ketika melihat bulan. Aku akan menghiburmu dari atas sana,” kata Nawang Wulan. Ia pun kemudian terbang ke langit menuju khayangan, meninggalkan Jaka Tarub yang menangis dalam penyesalan.

Sign Rules in Public

www.edyindo.blogspot.com
Contoh Gambar Rambu Larangan di Tempat Umum Bahasa Inggris

Makalah Pengertian Kalimat Tanya dan jenis-jenisnya


Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan dengan intonasi menaik pada suku kata akhir. Dalam bentuk tulis ditandai dengan tanda tanya (?).

Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut :
1.      Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
Contoh :
- Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
- Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?

2.      Penggunaan kata bukan atau tidak
Contoh :
- Bukankah ini tas yang kamu bawa?
- Ini hasil ulanganmu, bukan?
- Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?

3.      Penggunaan klitika -kah  PSàpada predikat kalimat yang diubah susunannya SP
Contoh :
1.a. Ia lulus tahun ini.
1.b. Luluskah ia tahun ini?
2.a. Ia sudah pulang?
2.b. Sudah pulangkah ia?

4.      Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir
Contoh :
- Ayahnya terlibat perampokan .
- Ayahnya terlibat perampokan?
- Dia pergi ke luar negeri.
- Dia pergi ke luar negeri ?

Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya

1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.

Contoh kalimat tanya klarifikasi:
1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?
Contoh kalimat tanya konfirmasi:
1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
3. Apakah ini kunci mobil saudara?
4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?

2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.

Contoh kalimat retoris :
1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau
bukan kita?

3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah bentuk kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar, penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.

Contoh :
1. Tujuan meminta:
- Bolehkah saya tahu siapa namamu?
- Dapatkah kamu menolong saya?
2. Tujuan mengajak:
- Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
- Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
3. Tujuan memohon:
- Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
- Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
4. Tujuan menyuruh:
- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
- Maukah kamu membuatkan kue bolu?
5. Tujuan merayu:
- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
6. Tujuan menyindir:
- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
- Begini caranya kamu berterima kasih?
7. Tujuan menyanggah:
- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
8. Tujuan meyakinkan:
- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
9. Tujuan menyetujui:
- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
- Apa pantas hal ini saya abaikan?

4. Jenis Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi. Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya. Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what (apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan
how (bagaimana).

Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
- Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
- Dari mana asal api?
- Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
- Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
- Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?

RANGKUMAN
A. Pengertian Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan sesuatu yang telah diketahui oleh penanya.

B. Ciri Kalimat Tanya
Ciri kalimat tanya adalah:
1. pemakaian kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana,
mengapa, dan lain-lain.
2. pemakaian kata bukan atau tidak?
3. pemakaian klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah
 PSàsusunannya SP
5.      pemakaian intonasi naik pada suku kata akhir.

C. Jenis Kalimat Tanya
Kalimat tanya terdiri atas beberapa jenis.
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya.

2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khutbah, atau orasi.

3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya penanya bisa menyampaikan berbagai tujuan seperti: memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, dan menyuruh.

4. Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa bersifat menggali informasi, biasanya menggunakan kata tanya. Kata tanya yang biasa dipergunakan ialah apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, bagaimana.