Sabtu, 03 November 2012

Sinopsis Novel "Bunga Roos dari Cikembang"


Novel "Bunga Roos dari Cikembang"
Cerita Bunga Roos Dari Cikembang merupakan salah satu cerita yang bertemakan pernyaian dengan latar belakang masyarakat (peranakan) Cina di Indonesia (Sunda) yang terbit pertama kali pada tahun 1927. Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang laki-laki bernama Tuan Ay Tjeng yang berprofesi sebagai administrator perkebunan Karet di daerah gunung Mulia. Di sana ia hidup bersama dengan nyai bernama Marsiti yang mengabdikan hidupnya kepada Ay Tjeng. Marsiti adalah seorang anak yang ditinggal untuk selama-lamanya oleh ibunya saat berusia 40 hari.
Tiga tahun mereka hidup bersama dan ternyata Ay Tjeng sangat mencintai Marsiti. Meskipun Marsiti mengetahui bahwa Ay Tjeng sangat mencintainya dan selalu menuruti segala keinginannya, namun Marsiti selalu hormat kepadanya.
Ay Tjeng terpaksa melepaskan Marsiti demi mengikuti kehendak ayahnya untuk menikahi Gwat Nio yang merupakan putri pemilik perkebunan tempatnya bekerja. Marsiti sendiri mendorong Ay Tjeng untuk patuh pada kehendak orang tua dan pergi meninggalkan Ay Tjeng. Setiap saat menjelang pernikahannya, Ay Tjeng terus mencari Marsiti namun tidak ada orang yang mengetahui keberadaannya.
Beberapa hari kemudian, Ay Tjeng menikah dengan Gwat Nio hingga mereka dianugrahi seorang anak perempuan bernama Lily. Pada awalnya Ay Tjeng belum dapat melupakan Marsiti, namun lama kelamaan rasa cintanya memudar karena Gwat Nio memiliki potongan tubuh, pita suara, sorot mata, senyum, dan sifatnya yang sama seperti Marsiti. Hanya saja Marsiti tidak terpelajar dan pemalu sedangkan Gwat Nio wanita yang terpelajar dan pemberani.
Pada suatu hari, Liok Keng Djim mengalami sakit parah dan memberitahukan rahasia mengenai Marsiti. Namun sebelum meneruskan kata-katanya, Liok menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan kata yang tertahan hingga menimbulkan sebuah rahasia yang belum sempat diketahui dan ternyata setelah itu, Ayah Ay Tjeng pun menyusul kepergian Liok untuk selama-lamanya.
Ay Tjeng merasa ada keanehan di diri anaknya yang selalu suka dengan hal-hal yang sedih sehingga Ay Tjeng memutuskan utuk menanyakan hal itu kepada seorang peramal tentang nasib anaknya. Salah satu orang peramal mengatakan bahwa umur Lily tidak akan panjang. Lily selalu memikirkan perihal ramalan itu sehingga Lily meninggal dunia sebelum ia menikah lantaran penyakit yang menyerang saraf serta terlalu terpukul memikirkan perkataan peramal itu sehingga membuat batinnya sangat tertekan.
Suatu ketika Bian Koen sedang berada di pekuburan, ia bertemu dengan Roosminah yang parasnya serupa dengan Lily. Kedua orang tuanya tidak percaya dan menganggap Bian sedang kesambet arwah pekuburan astana dan mereka langsung memanggil dukun setempat untuk mengobati Bian. Dukun tersebut mengatakan bahwa gadis itu adalah Roosminah yang merupakan bunga desa Cikembang. Orang tua Bian mendatangi rumah Roos dan menanyakan asal-usul Roos yang ternyata ibunya bernama Marsiti. Hingga akhirnya terungkaplah rahasia bahwa Roosminah adalah anak Marsiti dengan Ay Tjeng.
Ketika Ay Tjeng dan Gwat Nio dipertemukan dengan Roosminah, Mereka sangat bahagia karena mendapatkan pengganti Lily. Sejak takdir mempertemukan mereka. Bian menyebut Roosminah dengan panggilan Roseliliy. Mereka akhirnya menikah dan dikaruniai dua orang anak. Roh Marsiti pun ikut bahagia karena ia selalu ada untuk menemani dan memberi kebahagian pada mereka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar