sinopsis novel
“3600 detik”
- Judul buku : 3600 detik
- Pengarang : Charon
- Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
- tahun terbit : Mei, 2008
- Cetakan : 3
- Halaman : 200
- NO. ISBN : 979-22-3728-3
Sandra yang
hidupnya sangat berantakan akibat perceraian kedua orang tuanya. Dan hatinya
semakin sakit ketika ayahnya memutuskan agar ia tinggal bersama ibunya, yang
selama ini tidak pernah dekat dengannya. Itulah yang membuat hidupnya
berantakan. Ia menjadi remaja yang bandel, urakan, dan tidak sopan. Berulang
kali ia dikelukan dari sekolah karena kenakalannya, berulang kali pula ia
pindah sekolah.
Walau dengan
sikap dingin yang ditunjukkan pada ibunya, sang ibu tetap sayang padanya.
Ibunya memutuskan untuk pindah kota. Menurut ibunya, mungkin suasana dan
lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru,
Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Sandra
beranggapan semua ini ia lakukan untuk membalas rasa sakitnya pada kedua orang
tuanya. Ia bertekad akan membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya.
Ternyata perkiraannya meleset. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya. Wali
kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginannya.
Di sekolah
barunya itu, Sandra bertemu dengan seorang lelaki yang bernama Leon. Dia tetap
saja bersifat sinis kepada siapapun. Seringkali Sandra berbuat ulah di
sekolahnya seperti, merokok yang dapat menyebabkan ruang olahraga terbakar,
membuat contekan, mencuri serta mencaci maki gurunya namun Leonlah yang
menasehati Sandra. Tapi Sandra tetap tidak mau berteman dengan Leon. Leon
seringkali pingsan di sekolahnya. Itu yang membuat Sandra bertanya-tanya ada
apa dengan Leon. Dan ternyata Leon menceritakan semuanya kepada Sandra karena
ia menganggap Sandralah pembangkit semangat hidupnya. Leon terkena penyakit jantung
stadium akhir dan ia telah divonis dokter beberapa bulan lagi. Leon juga sering
keluar masuk rumah sakit. Mendengar cerita Leon, Sandra semakin tersentuh
hatinya. Mungkin ia merasa ada seseorang yang hidupnya lebih kelam dari
dirinya.
Entah kenapa
Sandra berhasil bertahan lebih dari sebulan di sekolah barunya itu. Lambat laun
sifatnya pun berubah. Orang tua maupun gurunya heran. Ternyata perubahan Sandra
dikarenakan adanya Leon di sekolah itu. Leon adalah anak rumahan yang manis,
bintang pelajar, sopan, tekun, pianis, dan berhasil merubah sikap Sandra. Walau
Leon dan Sandra berbeda seratus delapan puluh derajat, mereka berteman sangat
akrab.
Tidak hanya
hidup Sandra yang berubah, Leon pun turut berubah semenjak mengenal Sandra.
Hidupnya lebih berwarna dengan kehadiran Sandra yang berbeda dari lainnya. Leon
yang menderita penyakit jantung merasa hidupnya kembali normal ketika berada di
dekat Sandra.
Di malam
kesenian di sekolahnya, Leon mengajak Sandra untuk melihat dirinya bermain
piano yang mengiringi suatu adegan drama. Saat pertunjukan dimulai, lagi-lagi
Leon pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Akhirnya Sandra ikut membawa Leon
ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Sandra mendapati sebuah nama di
papan daftar pasien. Dan disana tertulis “Ny Widia”. Ya Widia adalah ibu
kandung Sandra yang selama ini sering ia sakiti. Pikiran Sandra tak karuan.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjenguk ibunya di kamar pasien. Ibunya pun
senang dan tersenyum karena Sandra menyempatkan waktu untuk menjenguk ibunya.
Namun, Sandra tetap berlaku kasar kepada ibunya. Ia bilang kalau ia kesini
hanya untuk mengantarkan temannya yang sedang sakit, bukan untuk menjenguk
ibunya. Dug….hati ibunya merasa disakiti lagi. Lalu Sandra meninggalkan kamar
tersebut dan bertabrakan dengan seorang suster yang membawa tas ibunya. Isi tas
tersebut berantakan. Sandra tidak sengaja melihat banyak fotonya di dompet
ibunya yang sedang terbuka. Air mata Sandra pun mulai menetes. Tiba-tiba Leon
yang dari tadi pingsan, menghampiri Sandra di kamar ibunya. Leon memberi
pengertian terhadap Sandra bahwa tidak ada seorang ibu di dunia ini yang tega
membenci anaknya. Akhirnya Sandra berbalik badan dan berpelukan dengan ibunya.
Ibu dan anak itu berlinangan air mata.
Keesokan
harinya, Sandra akan mengantar Leon ke rumah sakit untuk operasi. Namun, Sandra
bukanlah dibawa Leon ke rumah sakit, melainkan dibawa ke taman rekreasi. Sandra
pun semakin bingung terhadap sikap Leon. Leon mengutarakan keinginannya, yaitu
ingin hidup normal seperti Sandra. Akhirnya Sandra memberi kesempatan untuk
merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini. Disana
mereka bersenang-senang dan berfoto-foto. Tak lama kemudian, Leon mendesah
kesakitan. Sandra pun menggenggam tangan Leon. Lalu Sandra membawanya ke rumah
sakit untuk menemani Leon menjalankan operasi. Setiba di rumah sakit, Leon
langsung dibawa ke ruang operasi. Tidak sampai lima menit, dokter pun menyatakan
bahwa Leon sudah tiada. Sandra tidak percaya Leon sudah tiada padahal 3600
detik yang lalu, mereka bersenang-senang di taman rekreasi layaknya tanpa beban
apapun.
Tiga hari
kemudian, Sandra menghadiri upacara pemakaman leon. Ia juga diberi selembar
surat dari papa Leon yang berisi :
Sandra, temanku yang paling baik
Saat ini aku sedang mengingat pertemuan pertama kita
di ruang musik. Saat kau masuk dengan rambut merahmu itu, aku tahu bahwa
hidupku tidak akan lama lagi. Banyak sekali hal yang aku alami bersamamu.
Menemanimu menjalani hukuman. Taruhan denganmu. Dansa pertama yang payah di
hari ulang tahunku. Menjadi tertawaan orang-orang ketika aku mengenakan jaket
merahmu yang konyol. Aku menyukai setiap detiknya. Dan aku juga menyadari satu
hal lagi. Bukan perjalanan ke taman rekreasi ini yang membuat hidupku menjadi
normal, tetapi kaulah yang membuat diriku menjadi orang normal. Aku bisa
tertawa bersamamu setiap waktu. Terima kasih Sandra, karena telah menjadi
temanku dan telah menyediakan 3600detik waktumu ini untukku. Aku tidak akan
melupakannya seumur hidupku. Berjanjilah kau akan selalu kuat walaupun aku
tidak berada di sampingmu lagi. Kali ini aku minta agar kau percaya padaku
bahwa apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sampingmu.
Leon.
Seusai
membaca surat itu, air mata Sandra jatuh tak tertahankan. Ia pun berpelukan
dengan ibunya di pemakaman Leon
Setahun
kemudian, Sandra mengunjungi makam Leon. Ia mau membuktikan bahwa dirinya sudah
berubah. Sandra kembali mengecat rambutnya menjadi hitam. Ia mulai bercerita
bahwa dirinya sekarang sudah resmi menjadi mahasiswi kedokteran. Bayangkan
saja, Sandra yang sangat bodoh, bandel dan sering tidak lulus ujian bisa
menjadi mahasiswi kedokteran di universitas ternama di Indonesia. Semua ini
berkat Leon………….
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar