PERNAPASAN BUATAN
Jakarta, Keterampilan
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau membantu pernapasan buatan sebaiknya
diketahui banyak orang tak hanya petugas kesehatan. CPR sangat membantu jika
orang terdekat kita mengalami serangan jantung, tak sadarkan diri atau
tenggelam di kolam.
Dengan melakukan CPR, bisa memperpanjang harapan hidup orang yang tak sadarkan diri. Maka itu penting untuk mengetahui bagaimana melakukan CPR yang benar.
CPR adalah teknik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama jika seseorang terkena serangan jantung. Teknik ini berfungsi untuk menormalkan detak jantung yang jika terkena serangan bergeraknya abnormal. Dengan ditekan maka detak jantung dengan sendirinya akan kembali normal.
"Teknik CPR berguna untuk mengaktifkan jantung kembali sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar dan mencegah matinya organ otak," ujar EMT Anwar Buchari, Manager Operation dari Medic One, dalam acara Life Saver CPR Competency, di Wisma GKBI, Jakarta, Selasa (22/12/2009).
Anwar menambahkan jika otak tidak mendapatkan asupan oksigen selama 4 menit, maka organ otak ini tidak akan berfungsi kembali dan dengan sendirinya organ-organ lain dalam tubuh juga akan mati sehingga menurunkan harapan hidup dari orang tersebut.
Untuk itu Anwar memberikan beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam melakukan CPR, yaitu:
1. Cek bahaya dan keselamatan (Danger/safety)
Sebelum
melakukan pertolongan pastikan pasien serangan jantung berada di tempat yang
aman dan terhindar dari bahaya.
2. Cek respons (Respone)
Ketahui
apakah orang tersebut masih sadar atau tidak. Caranya dengan menepuk-nepuk
pundak orang sambil berteriak dengan suara yang keras. Misalnya "Pak, bisa
dengar suara saya?". Jika tidak ada respons dari pasien, maka segera
hubungi ambulance atau petugas medis.
3. Buka jalur pernapasan (Airway)
3. Buka jalur pernapasan (Airway)
Sambil
menunggu petugas medis datang, orang terdekat bisa membuka jalur pernapasan
dengan cara tangan kiri memegang dahi sambil ditarik ke belakang dan tangan
kanan menarik dagu ke bawah. Dekatkan telinga ke pasien sambil melihat,
mendengar dan merasakan ada napas atau tidak selama 5 sampai 10 detik.
4. Berikan napas buatan (Breaths)
Jika
tidak ada napas maka berikan napas buatan dengan cara menutup hidung dan
meniupkan napas dari mulut ke mulut sebanyak 2 kali selama 2 detik. Saat melakukan
hal ini mata memperhatikan dada orang tersebut, apakah bergerak atau tidak.
5.Berikan tekanan (Compression)
Setelah
memberikan 2 kali napas buatan, maka beri tekanan pada bagian dada. Untuk orang
dewasa letakkan kedua tangan di tengah-tengah dada sambil ditekan dengan posisi
tangan lurus, tapi untuk anak-anak hanya menggunakan satu tangan saja. Tekan
sepertiga bagian dada sebanyak 30 kali.
6. Lakukan secara berulang
Setelah
melakukan 30 kali tekanan, beri napas buatan kembali sebanyak 2 kali lalu tekanan
sebanyak 30 kali. Lakukan hal ini selama 2 menit.
7. Cek pernapasannya kembali
Jika
sudah dilakukan 5 kali set dengan perbandingan 2 napas buatan dan 30 kali
tekanan dada (2:30) atau selama 2 menit, maka cek apakah pasien sudah bisa
bernapas atau belum. Jika belum maka ulangi kembali perbandingan 2:30 tersebut
hingga petugas medis datang.
8. Jika pasien sudah bisa bernapas
8. Jika pasien sudah bisa bernapas
Apabila
setelah dua menit pasien bernapas, maka letakkan pada recovery position. Yaitu
dalam posisi terlentang letakkan tangan kiri ke atas dan tangan kanan menyilang
ke telinga, tekuk kaki kanan lalu miringkan pasien ke arah kiri dengan
mendorong pundak dan kakinya secara bersamaan. Namun jika pasien tidak bernapas
lagi, terlentangkan kembali dan berikan napas buatan serta tekanan di dada.
"Tapi jika seseorang pingsan karena korban trauma dalam arti mengalami benturan, maka tidak boleh dipindahkan. Biarkan saja posisinya hingga petugas medis datang, karena salah melakukan gerakan kepala satu derajat saja bisa berakibat fatal seperti lumpuh atau kematian," ujar paramedis yang pernah bekerja di 911 New York, Amerika Serikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar